TEMPO.CO, Denpasar -
Sejumlah vila di Bali menawarkan listrik dari pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS) ke PT PLN Distribusi Bali. Pembelian listrik oleh PLN ini
akan memacu penggunaan energi alternatif di kalangan industri
perhotelan.
"Dengan harga listrik yang makin mahal, makin banyak vila dan hotel yang tertarik solar energy.
Kalau bisa menjual, bisa makin menarik," kata Nugraha Widyatmono dari
PT Contained Energy, konsultan energi alternatif yang mengkoordinasikan
penawaran ke PT PLN, Senin, 7 Juli 2014.
Berdasarkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 4 Tahun 2012 tentang Harga
Pembelian Listrik oleh PLN, pabrik setrum negara ini dimungkinkan
membeli listrik dari pembangkit kecil milik swasta. Pihak vila biasanya
memiliki kelebihan pasokan pada saat low-season.
Adapun
kapasitas terpasang PLTS di vila maksimal 14 kilowatt dengan harga
listrik Rp 600-700 per kWh. "Jadi masih lebih murah dibandingkan harga
listrik dari PLN," katanya. (Baca juga: Meneliti Kulit Kacang, Nisrina Ciptakan 3 Produk)
Namun, mengingat kapasitas yang kecil ini, kemungkinan besar vila-vila
ini nantinya hanya memproduksi listrik sebagai tambahan bagi konsumsi
mereka sendiri.
Masalah instalasi, kata Nugraha, bisa diatasi dengan pemasangan bimeter direction
yang memungkinkan penghitungan daya yang masuk ke instalasi Vila dan
daya yang keluar dialirkan ke jaringan PLN. Saat ini pihaknya sudah
menangani 10 vIla milik pribadi dan komersial. Selisih dari daya masuk
dan keluar itulah nantinya yang akan dihitung, apakah surplus atau
defisit, sehingga bisa ditentukan seberapa besar biaya yang perlu
dibayar PLN. Atau sebaliknya, berapa sisa beban yang bisa dihemat oleh
pemilik vila.
Biaya untuk PLTS sendiri tergantung pada daya yang dihasilkan pada saat beban puncak atau watt peak.
Dengan perkiraan kapasitas hingga 10 kilowatt, diperlukan investasi
sekitar Rp 300 juta untuk masa operasional 25 tahun. Pihaknya
memperkirakan return of invesment (ROI) penggunaan teknologi ini diraih setelah lima-enam tahun. (Baca juga: Tarif Naik, PLN: Percuma Timbun Token Listrik)
Humas
PT PLN Bali, Wayan Redika, memastikan PLN akan membeli listrik yang
dihasilkan dari energi alternatif ini. "Tinggal dinegoisasikan soal
harga dan disiapkan MOU-nya," katanya.
Saat ini PLN Bali juga
sudah membeli listrik dari pengolahan sampah (PLT Bio Massa) yang setiap
bulan rata-rata menghasilkan listrik 271.789 kWh dengan harga Rp 685,9
per kWh, sehingga setiap bulan PLN mengeluarkan dana hingga Rp 186 juta.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/07/07/090591035/Vila-di-Bali-Bisa-Jual-Listrik-ke-PLN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar